Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Sunday, February 14, 2010

PENDAHULUAN : SIFAT ALAMI PASAR

Sunday, February 14, 2010
Pasar secara konvensional dilihat dalam perspektif pasar persaingan sempurna. Hal tersebut adalah kenyataan sebagai suatu bagian dari kegiatan ekonomi secara kolektif atas barang-barang homogen dari adanya transaksi sukarela yang setara antara sejumlah besar kesatuan otonomi. Informasi secara lengkap tentang keuntungan maksimal, motivasi perilaku dan mampu masuk dan keluar pasar dengan bebas. Hal itu adalah sarana yang tertinggi untuk ungkapan tentang pilihan individu ( Hodgson 1988:178).
Model yang lain tentang model struktur pasar (monopoli, oligopoli) mengubah ukuran-ukuran tertentu, mempertahankan yang lain dan meramalkan konsekuensi untuk harga dan jumlah. Gambaran ini tidak mendukung pada suatu pemahaman tentang variasi mengenai ruang di dalam struktur dan perilaku dari pasar riil (Olsen 1991).
Pasar riil tentu saja agak sulit untuk didefinisikan, tetapi definisi mereka memungkinkan kita untuk membedakan barang pertukaran yang tidak ditemukan dalam pasar itu. Suatu definisi pertukaran pasar yang bersifat membatasi asas suka-rela, kerakyatan dan ketersediaan informasi ditekankan telah ditawarkan oleh Pandya dan Dholakia, Transaksi yang berkelanjutan dari jasa dan barang-barang memiliki harga antara dua subyek, dan siapa yang mampu untuk menerima atau menolak harga tersebut, harga yang ditawarkan tidak dipaksa dan mampu dikomunikasikan dan diserahkan ( 1992:24).
Sebagai pembanding, Fourie melihat pasar riil sebagai suatu pertukaran uang dalam arti memiliki kualitas secara ekonomi, atas dasar kesepakatan bersama pada suatu pertukaran yang harganya telah disetujui dalam suatu kerja sama dan hubungan persaingan ( 1991:43,48).
Di sini, hubungan sosial yang unik untuk pertukaran memerlukan kombinasi horizontal dan persaingan/kompetisi antara populasi para pembeli ( dan populasi para penjual) pada satu sisi menjual suatu barang, saling menguntungkan, transaksi antara dua belah pihak, satu pembeli dan satu penjual pada sisi yang lain. Implikasi dari definisi asas suka rela, nilai tukar satu sama lain mungkin bermanfaat bagi keduanya atau mungkin tidak bermanfaat bagi salah satu pihak, pengaturan sesuai kontrak vertikal boleh menjatuhkan, memenangkan persaingan horisontal, dan proses tawar menawar yang ketat dan saling mempercayai akan menguatkan suatu dasar yang sangat berbeda atau terjadi pembatalan pertukaran. Yang bukan termasuk pasar pertukaran memiliki dua prinsip, yaitu timbal balik dan pembagian kembali.
Polanyi membandingkan . seperti itu bukan pasar pertukaran dengan apa yang ada pada suatu masyarakat yang modern jika aturan main tentang logika perdagangan dan penentuan harga yang berlaku di pasar mendominasi kehidupan ekonomi (Polanyi et al 1957/1985; lihat juga Platteau 1990b: untuk suatu dualisme serupa). Tetapi ketika Braudel mengamati, hal tersebut terlalu mudah untuk menarik suatu fenomena pada sosiologi dan hal lain ke ekonomi (1985:223).
Dan Jhon Davis baru-baru ini membantah terhadap skema dualistik Polanyi's atas alasan-alasan yang empiris bukan sesuatu yang timbal balik dan bukan pembagian kembali, ataupun karakteristik pertukaran yang belum berkembang tetapi bahwa mereka sangat merasakan apa yang ia sebut ekonomi OECD (Davis 1992).
Dengan referensi pasar untuk kebutuhan pokok, kita memiliki prinsip di sini, ada kemungkinan bahwa kedua-duanya pembagian kembali dan hal timbal balik mempunyai arti penting secara kuantitatif bagi diri mereka dan lebih lanjut bahwa ketika hubungan dalam pasar dimasukkan ke dalam rangka memperoleh suatu masukan pada suatu hubungan yang timbal balik (sebagai contoh, pasar tradisional) bahwa logika timbal balik bukan memaksimalkan keuntungan atau manfaat, tetapi hal yang lebih logis adalah motivasi untuk memperluas pemasaran.
Pasar menurut Forie's secara konvensional dibedakan dari jenis kegiatan ekonominya, seperti contoh perusahaan. Walaupun beberapa teori sudah mendefinisikan perusahaan sebagai kesatuan pasar individu seperti hubungan kerja sama, perusahaan sebaiknya dilihat sebagai kepatuhan ekonomi dalam lingkup kecil (Folbre 1994:45).
Dalam otoritas struktur internal mereka, dipahami oleh beberapa kalangan terutama meminimalisir biaya-biaya transaksi dan oleh kalangan yang lain terutama semata sebagai mekanisme yang bersifat memaksa. Intinya adalah bahwa perusahaan tidak bisa mengurangi fungsi pasar. Perusahaan adalah suatu jenis institusi ekonomi dan suatu karakteristik konvensional dan bertolak belakang dengan pasar. Pasar harus dipahami not-institutions (Folbre 1994:24).
Tetapi pasar tidak bisa eksis dalam bentuk tidak ter-lembaga, tidak ada fenomena ekonomi seperti itu. Hal tersebut hanyalah mungkin untuk membangun skema permintaan dan penawaran pada asumsi para pembeli dan para penjual yang bereaksi pada asumsi terjadi harga keseimbangan. Harga kemudian dibentuk dengan logika waktu seperti tentang harapan dan memori telah di-eliminir. Ini adalah kondisi yang penting bagi pasar persaingan sempurna.
Tetapi persaingan sempurna bukan hanya sekedar eksis sematahal tersebut tidak akan terjadi dalam jangka panjang bila tidak ada sebab masukan, jalan keluar, investasi dan penarikan investasi tergantung dunia yang nyata atas kepercayaan atau fakta bahwa informasi mengenai peluang terbatas. Dua ajaran utama dari proyek Neo-klasik, metodologi individual, yang menyertakan asas suka rela dan pilihan subyektif individu dan instrument rasionalitas pada satu kekuasaan dan dalam pasar (pada kenyataannya diluar jalur yang resmi, konsumen, politis dan aturan-aturan lain dalam lingkungan sosial yang memakai prosedur rasionalitas (Hodgson 1988:174) pada sisi lain ternyata bertentangan.
Institusi adalah suatu pemahaman yang digunakan sedikitnya ada tiga pendekatan, yang pertama adalah kemasyarakatan. Tentang keteraturan perilaku sebagai manifestasi dari suatu lembaga (Forie 1991:52). Jadi suatu konferensi adalah suatu institusi tetapi juga sebagai kumpulan jenis kelamin secara biologis dalam perspektif gender atau norma-norma hukum dan aspek-aspek lain dari ideologi dan aturan sosial dikembangkan dan dibuat. Yang kedua adalah ekonomi mikro, Institusi dipahami dalam bentuk khusus.
North membantah bahwa organisasi itu dibentuk berdasarkan (norma sosial) institusi dan menyelidiki konflik-konflik antara mereka. Organisasi adalah kelompok individu yang terikat oleh beberapa aturan umum untuk mencapai tujuan ( North 1990a:5).
Organisasi atau institusi mikro ekonomi menarik perhatian para ahli ekonomi pada hal-hal yang terkait dengan produksi dan perubahan perusahaan dan kerja sama. Pemahaman institusi yang ketiga adalah makro ekonomi, mencakup definisi tentang hak-hak, lingkup perilaku ekonomi, mekanisme untuk melindungi perdagangan, aturan-aturan tentang tindak kejahatan ekonomi dan tentang system perpajakan yang dilegitimasi oleh negara (Giddens 1992:Shaffer 1979).
Dunia akan dieksplorasi dalam tiga pendekatan di sini. Pertanyaan menunjukkan bab ini berhubungan dengan yang teoritis, kata yang tepat dan metodologi yang dapat kita pakai untuk memahami bagaimana pasar riil tersebut di-lembaga-kan. Wilayah yang tepat bagi suatu pasar dikatakan eksis yaitu sesuatu yang cukup rumit bagi legitimasi negara dan kelangsungan hidup social contohnya beras/padi, dan di suatu negara dengan dua pertiga penduduknya dilanda kemiskinan global di mana kelangsungan hidup sosial untuk banyak orang cukup banyak memakan waktu dan membuat sengsara negara India. Efisiensi pasar benar-benar ada di sektor pertanian bahwa kedua-duanya hal yang bersifat asumsi yang teoritis, dan suatu prasyarat praktis untuk menuju sukses, liberalisasi perubahan ekonomi ditetapkan sejak tahun 1991 (Parikh 1993; Purcell Dan Gulati 1993; Cassen et Al.1993).
Gambaran tetap tentang sedikit banyaknya bentuk dari pengertian yang mendalam pada riset lapangan di pasar tradisional daerah Tamil Nadu Dan Bengal barat. Kami hadirkan berdasarkan pengalaman mengamati secara rutin,ternyata cukup banyak penyimpangan.
Dalam perhitungan kami, didasarkan pada bahan dasar untuk penyulaman di Daerah Arcot Utara periode 1972-94 (Harriss 1981) dan daerah Coimbatore tahun 1982 (Harriss 1982) dan daerah Bardhaman tahun 1990 (Harriss 1991b) keduanya di Bengal barat. Sebagai langkah awal, mungkin saja berargumentasi bahwa pasar adalah institusi, memiliki ciri khusus yang lain dari institusi pada umumnya. Jika pasar alami dilembagakan dapat diterima, namun ada perbedaan tentang batasan institusi ini, yaitu suatu logika dasar tentang perdagangan yang berdasar pada maksimalisasi laba dan asas suka rela pada satu kekuatan (1990a North; Ensminger 1992: 6; Folbre 1994), dan mengenai institusi pasar termasuk di dalamnya dan karakteristik dasar dari fungsi mereka, yaitu masyarakat. (Etzioni 1988:9).
Pendekatan yang terdahulu mengedepankan kebijakan berdasarkan norma dalam wujud intervensi yang membuat pasar individu lebih lekat menyerupai persaingan sempurna (dengan asumsi bahwa efisiensi sebagai suatu nilai utama tak ditentang dan dengan implikasinya untuk distribusi pendapatan yang sama bias optimal/teori Pareto (Clark 1982:1965).
Ketidak-sempurnaan metodologi terlihat di sini, sebab di bawah kondisi-kondisi penyimpangan dari persaingan sempurna, perubahan pada semua faktor dan produk pasar dalam rangka mencapai secara optimalisasi dan riset empiris di dalam ekonomi tentang pemasaran hasil-hasil pertanian biasanya menilai efisiensi alokasi produk dengan pasar tersendiri (Rudra 1992).
Selanjutnya, memungkinkan pendekatan ke institusi dengan mempertanyakan nilai bagi pembuat kebijakan pasar konvensional/tradisional, tidak harus berdasarkan norma dan melalui proses kebijakan untuk dirinya sendiri..
Apakah inti institusi dari pasar riil? bagaimana cara kita untuk memahami bagaimana suatu pasar riil bekerja? apakah yang menjadi proyeksi-nya, skala dan ukuran untuk meng-ilustrasikan gambaran ini?

INSTITUSI SOSIAL DARI PASAR

Dalam suatu buku terbaru, Folbre ( 1994) telah meyakinkan untuk mendukung hypotesis reproduksi dan produksi itu adalah model berbagai jenis institusi aksi kolektif. Institusi ini dapat dianggap berasal dari, diperoleh, berbagai, tidak dikoordinir dan tidak dimonitor. Peran serta dalam institusi seperti itu tidak dapat dikalkulasi. Hal tersebut harus dicatat, karena bagaimanapun, institusi sosial itu ada dua jenis, pertama, kelompok sosial dan, kedua, norma-norma sosial, ideologi dan konvensi yang mendasari kelompok tersebut..
Satu hal yang perlu diketahui, bahwa norma-norma sosial dalam pasar tradisional di India adalah perlu. Walaupun lokasi tidak mengijinkan suatu diskusi yang terperinci tentang norma-norma itu, corak berdagang dengan etika di pasar tradisional India adalah bahwa pemahaman tentang benar dan salah pada umumnya sangat kontekstual dan spesifik. Banyak praktek hanya dapat dibenarkan oleh keberadaan dari suatu yang etis dengan menempatkan kepentingan secara materi pada suatu keluarga pedagang sebelum ada alasan moral yang mendasarinya. Pada waktu yang sama aksi kolektif berdasar pada kepentingan moral dan materi dari kasta/suku bangsa baru-baru ini yang ditentang oleh kesusilaan yang didasarkan pada aspek kualitas. Hukum formal dan kepentingan abstrak masyarakat juga secara moral disebut dan dipertahankan oleh para pedagang kecil.
Karena kompleksitas tentang moral ini mungkin juga mempunyai mekanisme untuk bergeser antara referensi dan untuk pemahaman berbagai norma-norma. Dampak sosial dari perdagangan tradisional di India, yang nyata sekali adanya eksploitasidan atau aktivitas criminal secara ekonomi sehingga membutuhkan hidup dengan pemenuhan perlindungan dari undang-undang yang sah dan dengan ketentraman, religius dan (dengan tidak melewati batas) suatu distribusi kesejahteraan yang merata.
Di sini, walaupun kelompok sosial boleh meliputi keluarga, kasta/suku bangsa atau etnis, diskusi akan berkonsentrasi pada kelas, dan walaupun untuk Folbre pilihan Seksual/jenis kelamin adalah sama penting secara analitis seperti kelas dan pertandingan, fokus kita pada konvensi sosial tidak pada aspek sexual/jenis kelamin tetapi lebih cenderung pada sistem kekerabatan..

KELAS DAN PASAR
TEORI DAN METODOLOGI

Fenomena kelembagaan tentang kelas dikenali tiga aliran. Penganut paham Marxisme Klasik menggambarkan kelas dalam kaitan dengan hubungan kepada rata-rata produksi- kelas dengan dirinya. Kelas juga digunakan untuk mengacu pada kejelasan politis yang tegas untuk mempertahankan suatu kepentingan kolektif secara materi- untuk kepentingan kelompoknya sendiri. Kelas juga digunakan dengan bebas untuk mengacu pada kebiasaan berperilaku sadar untuk menggambarkan minat kolektif (Etzioni, 1988; 1990a, North).
Kita akan membangun gagasan ini dalam hubungan dengan pasar tradisional. Kebanyakan analisa kelas dipusatkan pada produksi, paling sedikit oleh karena keunggulan teoritisnya dan penentuan dalam ekonomi negara. Modal para pedagang bagi Marxist dianalogikan pada pasar itu sendiri. Dalam bentuk abstrak modal para pedagang digunakan untuk menjual dan membeli, hal ini tidak berubah dari sifat alami dunia perdagangan.
Bentuk modal ini perlu tetapi tidak produktif dan oleh perluasan yang tidak mampu untuk mempengaruhi hubungan produksi. Pada kenyataannya, pergerakan dunia perdagangan terpisah jauh dengan modal para pedagang, sebagaimana pasar riil dengan istilah pasar itu sendiri.
Yang pertama, kontribusi yang bermanfaat dibuat oleh politik ekonomi pada suatu kerangka empiris untuk analisa tentang pasar hasil-hasil pertanian yang berhubungan dengan penentuan dari format kelembagaan yang diambil oleh pasar. Dalam politik ekonomi, pertanyaan tentang penentuan sejarah institusi pasar telah ditujukan dengan pengujian hubungan mereka ke format produksi: suatu format yang terbatas pada produksi-logis-penentuan bentuk konsumsi, distribusi dan pertukaran, dan juga hubungan yang timbal balik antara beberapa elemen ini ( Marx 1971:33).
Namun Marx juga berargumentasi bahwa perubahan dalam model distribusi, ia menghubungkan dengan kedua-duanya faktor exogenous (seperti perluasan permintaan, atau penyesuaian lokasi populasi yang berkenaan dengan kota dan pedesaan) dan endogeneus (seperti konsentrasi modal) akan merubah produksi dalam suatu proses interaksi timbal balik, mencegah resiko dari keduanya dan menentukan sifat alaminya (Marx 1971:22).
Para ahli teori politik ekonomi Asia Selatan sukses dalam menganalisa kekuatan dunia perdagangan sebagaimana dinyatakan dalam struktur hubungan kepemilikan sebagai bentuk spesifik dari produksi (Blaikie et al 1981, di Negeri Nepal; Chattopadhyay 1969; Chattopadhyay Dan Spit1987, di India Timur Utara; Djurfeldt Dan Lindberg 1974; Nagaraj 1985 di India Selatan). Banyak kontroversi, tentang hubungan kepemilikan dari pertukaran komoditas yang dijadikan dasar teori untuk dinyatakan sebagai suatu kendali tidak langsung pada kelebihan produksi variasi model penyisihan surplus seperti halnya mengendalikan keterkaitan pasar, hubungan produksi ditentukan oleh pertukaran hubungan dan arah penentuan timbal balik (Bhaduri 1986).
Bagaimanapun, mungkin saja untuk menjelaskan format pasar dengan acuan pada produksi dari institusi, dalam praktek empiris ini belum menggerakkan di bawah untuk tingkat yang lebih tinggi dari keadaan umum ke arah detil institusi distribusi dan produksi.
Dalam konteks ini, Leplaideur ( 1982) telah mengusulkan suatu analisa kelas tentang sistem pasar hasil-hasil pertanian. Kelas digambarkan, secara sederhana, dalam kaitan dengan kekuatan dan hubungan tetapi di sini mereka mengartikan distribusi seperti halnya produksi. Kekuatan distribusi digambarkan sebagai asset, informasi, aktivitas dan memiliki akses ke Negara.
Hubungan distribusi adalah jaringan organisasi ( famili, para teman, tetangga), perilaku sesuai kontrak dan hubungan sosial dalam internal perusahaan. Kelas di dalam pasar kemudian adalah mengusulkan dalam kaitan dengan (a) mengakses kepada distribusi rata-rata (pengangkutan, lokasi, modal atau kredit, bursa/stock (inventori) informasi dan hak paten, dll) dan (b) status dalam kaitan dengan penyisihan surplus,.
Dari hal tersebut penggolongan berpotensi sangat kompleks, Leplaideur telah mengembang;kan suatu empat skema kelas menurut ukuran-ukuran ini: jbangkrutnya pedagang, pedagang tanpa asset dan marginal, perusahaan reproduksi yang sederhana dan surplus yang dikumpulkan perusahaan.
Ini adalah suatu metodologi sejalan dengan yang diusulkan untuk menganalisa produksi secara empiris oleh Deere (1979), Dan juga menawarkan suatu kerangka di dalam mana institusi ekonomi mikro mungkin diteliti. Ungkapan yang tepat mengenai lokasi, pertanyaan empiris dan yang teoritis apakah pasar dapat dianalisa seperti kesatuan atau apakah mereka harus kontekstual dan jika demikian, tidak hanya hubungan produksi tetapi juga di dalam nasional dan sistem pemasaran internasional.
Beberapa komentar awal, bahwa barang-barang kebutuhan pokok dari pemahaman sistem kelas dan penyisihan surplus digunakan oleh Leplaideur. Mereka adalah Terminologi Marxist tetapi yang digunakan di sini yaitu mereka tidak menyandarkan pada suatu Teleologi Marxist.
Dalam praktek, akumulasi surplus akan bersifat tak dapat dibedakan seperti pengembalian total, laba, or tabungan dan investasi yang lebih mudah untuk diukur. Ke dua, keterbatasan tentang waktu. Sebagaimana sebuah pasar, kelangsungan hidup perusahaan kecil dimungkinkan dengan batasan waktu pada skala mikro. Sepanjang akumulasi yang dinamis mengenai suatu dasar analisa, batasan waktu bisa secara umum. Diantaranya, variabilitas musiman dalam struktur dan perilaku akan mengenalkan tentang penentuan keadaan yang tak dapat dipastikan dalam analisa manapun berdasar pada kerangka ini. Ketiga, pengklasifikasian yang sekarang mempunyai berbagai kemungkinan tak terukur untuk tidak secara menyeluruh.
Kecuali jika berbagai ukuran-ukuran adalah sama dan sebangun mereka akan menghasilkan suatu kompleksitas yang tidak sebidang. Karena sistem pemasaran memperlihatkan otonomi kelembagaan pantas dipertimbangkan, sama dan sebangun seperti itu tidak mungkin.

HUBUNGAN PERTUKARAN DALAM PERDAGANGAN TRADISIONAL DI PEREKONOMIAN MASYARAKAT INDIA

Istilah dan kondisi-kondisi hubungan pertukaran diterjemahkan secara kompleks. Terdapat dua hal yang berpengaruh untuk model tersebut. Pertama, Bharadwaj ( 1974, 1985) telah menempatkan pertukaran dalam hubungan produksi, model kondisi-kondisi dan terminologinya untuk suatu struktur yang agraris berarti suatu pemilikan, pemilik dibedakan dengan empat kelas agraris.
Di puncak kulminasi, harga diciptakan oleh pertukaran yang bersifat spekulasi dari kelas para petani besar yang tidak hanya sebagai penentu tingginya harga/nominal, tetapi juga mendominasi surplus yang dijual. Para petani menengah merespon kompetisi kepada harga yang distabilisasi oleh perilaku pertukaran dari para petani besar. Petani kecil modelnya seperti swa-sembada jangka panjang dan terlibat dalam pemasaran sporadis.
Pada dasarnya ada dua kelas-petani kecil dan tenaga kerja yang tidak memiliki tanah, secara terpaksa dilibatkan dalam pasar untuk memperoleh penghidupan. Implikasi . hubungan pertukaran untuk suplai dan penentuan harga telah dijadikan model oleh Sarkar dalam suatu teori multi-stratum formasi harga ( 1989).
Pasar tidak hanya secara ekonomis tetapi dapat juga dengan leluasa dan secara sementara dibedakan. Pola teladan umum di India melibatkan pasar berkala dengan konsentrasi perdagangan yang tidak sehat, pedagang besar menjual dengan bidang lokasi perdagangan besar dan keanekaragaman kelembagaan diatur dalam lingkup regional dan kadang-kadang internasional/ekspor ( Bohle 1992).
Walaupun lembaga perdagangan ini memelihara suatu bermacam-macam derajat tingkat otonomi berkenaan dengan format dan institusi dari produksi agrikultur yang riil, pasar tidaklah terkait ditentukan ke hubungan produksi) sebagian dari variasi di lembaga pasar dan perilaku adalah regional dan nampak sekedar menanggapi tidak kepada kebutuhan yang teknis panen dan struktur yang agraris, tetapi juga kepada spesifikasi dan distribusi modal dan informasi dan kepada unsur intervensi negara yang nyata.

POLITIK KELAS

Fox pelopor ilmu antropologi ekonomi perdagangan, suatu Kota India Utara digambarkan dengan potret para pedagang] secara politis terisolasi, secara sosial bertahan dan terpinggirkan secara sporadis dan aktivitas kelompok sangat minimal ( Fox 1968). Riset lapangan kami pada kegiatan politik para pedagang tradisional yang harus merubah keadaan tersebut.
Kewenangan politik digunakan dalam berbagai bentuk untuk manipulasi lembaga-lembaga non-politik, seperti pelayanan sosial ( untuk status), tentang agama ( untuk pengawasan para pendatang). Politik para pedagang kebutuhan pokok melalui federasi asosiasi dagang. Hipotesis fox bahwa politik para pedagang harus kuat bertahan. Hal ini adalah pilihan strategi para penganut politik oligopoly, yaitu pilihan lebih baik dipertahankan dengan cara ini. Pedagang kecil terlalu heterogen untuk membentuk satu kesatuan politis tetapi politik yang tidak langsung dan reguler yang mendukung untuk minat itu semua adalah secara kekuatan ekonomi penuh.
TINDAKAN KOLEKTIF

Berdasarkan perilaku yang berpola bukan organisasi formal, ungkapan yang paling utama seperti itu adalah tindakan via aspek pasar yang timbal balik antara komoditas pertukaran-hubungan uang dan kredit. Meskipun Folbre mencatat dengan teliti itu tentang definisi pergeseran kepentingan dan mengubah berbagai kemungkinan bagi pencapaian kepentingan kelompok untuk menciptakan suatu lingkungan strategis yang jauh lebih rumit, itu semua hanya ada dua dasar yang bersumber pada kelas dan jenis kelamin ( 1994:38), di dalam fakta historis, dalam perdagangan oligopoly local, jarang membuat kesalahan taktis.



ASPEK GENDER DAN PASAR TRADISIONAL
TEORI DAN METODOLOGI

Aspek kultur telah dibantah sebagai aspek yang berperan dalam memberi pengaruh tekanan untuk perubahan dibanding institusi sosial, tidak ada yang lebih berpengaruh dibanding lingkungan social/keluarga (Ensminger 1992);
Folbre 1994). Folbre membantah keduanya, ideologi jenis kelamin dan hubungan antar jenis kelamin adalah institusi sosial yang erat kaitannya dengan lingkungan social yang lebih luas, sebagai catatan bagi para wanita adalah tentang pemeliharaan dan perlindungan hidup, mereka cenderung bekerja untuk peran yang lebih besar, yaitu mencoba untuk berkompromi bagi parawanita yang memiliki kapasitas untuk mengimbangi dominasi ideology para kaum pria dan pengendali bagi hak milik mereka.

ISU GENDER DALAM PASAR TRADISIONAL/PEDAGANG KECIL DI MASYARAKAT INDIA

Dalam dunia perdagangan lingkup kecil/tradisional, isu gender sangat dominan. Ketiadaan hak kepemilikan atau mengendalikan atas hak milik kebendaan atau hal yang dipersamakan dengan itu, barang-barang kebutuhan pokok yang sesuai bagi para pria dan wanita memungkinkan wanita-wanita untuk berperan serta sesuai kelas ekonomi dan posisi kasta/suku bangsa sosial mereka.
Pertama, secara langsung, wanita-wanita dari kasta/suku bangsa yang sangat miskin, rendah dan wanita yang menjadi kepala rumah tangga, terbatas dan tidak berarti dan sering juga sesuai musim yang ada, ke orientasi penghidupan dan reproduksi sederhana, aktivitas dan posisi tertentu di dalam sistem (terutama pengolahan dan penjualan eceran), pertalian wilayah lokal, lokasi pasar dan transaksi tidak resmi dengan uang tunai.
Ke dua, wanita-wanita digunakan untuk perluasan dan reproduksi kasta- kasta/suku bangsa lebih tinggi dan lebih besar atas pertolongan mas kawin mereka pada perkawinan dan dalam praktek terjadi pendaftaran dengan nama samaran dalam suatu perusahaan dagang dengan suatu nama wanita-wanita pada umumnya untuk tujuan menghindari pajak.
Ketiga, di masa lalu dalam perusahaan kecil milik keluarga, upah/gaji anggota keluarga wanita diatur dengan ketentuan bahwa bagian dari upah tenaga kerja di perusahaan dalam bentuk penyediaan makanan (melalui dengan komersialisasi tenaga kerja, praktek pembayaran yang sangat minim, atau dirinya sendiri diperdagangkan.
Keempat, para pekerja upah kebetulan para wanita dari kelas yang rendah , tenaga kerja sebagian besar di penggilingan padi dan prosessebelum penggilingan. Para pekerja wanita yang bekerja di penggilingan dan memiliki kebebasan menentukan nasibnya sendiri jarang ditemukan.
Eksploitasi seksual terhadap pekerja wanita oleh dominasi pria selalu terjadi. Dalam pasar tradisional/pedagang kecil masyarakat India secara keseluruhan senantiasa terjadi proses karakterisasi merendahkan derajat wanita oleh kaum pria. Antisipasi untuk merubah kebiasaan/kultur tersebut belum banyak dilakukan.

LEMBAGA-LEMBAGA EKONOMI-MIKRO
TEORI DAN METODOLOGI

Beberapa jenis usaha sistematis telah dibuat dalam rangka memperbaiki teori yang telah ter-reduksi dan melalui penghampiran dalam istilah pasar dan dalam rangka menjawab pertanyaan tentang pengertian lembaga. Kontribusi yang metodologis dari para ahli teori organisasi industri, ekonomi kelembagaan baru, dan pendekatan sistem komoditas ditinjau dengan singkat di bawah ini. Kerangka empiris yang paling awal telah diadopsi dari ekonomi organisasi industri yaitu J.S.Bain dan sekolahnya yang diperkenalkan untuk menyelidiki melalui uraian seksama kemungkinan tentang prediksi regular dari hubungan struktur pasar dan perilaku ( Bain 1959).

EKONOMI BIAYA-BIAYA TRANSAKSI ( TCE)

Pendekatan yang kedua tentang pengertian yang mendalam ekonomi biaya-biaya transaksi ( TCE) dan bentuk-bentuk pasar dan perusahaan. Institusi pasar secara konseptual seperti menjawab permasalahan organisasi informasi, tentang transaksi dan tentang hak milik, di bawah kondisi-kondisi tentang lingkungan dan factor biologi serta aspek ketidak-menentuan, perilaku oportunis dan membatasi rasionalitas. Lembaga-lembaga mikro-ekonomi akan mencerminkan biaya-biaya ini, ketidak-pastian dan hubungan ekonomi dan telah menjadi konsep minimalis. Seperti biaya-biaya dan ketidak-pastian ( Bardhan 1989; 1989b North; Williamson 1985).
Biaya-biaya transaksi telah sering digunakan dalam pengurangan di praktek-praktek dunia usaha, dan hal ini dilakukan dalam berbagai cara. Tanpa tergantung dengan isu apakah perusahaan meminimalisir biaya-biaya transaksi, satu rangkaian hipotesis empiris telah dihasilkan ( Marion et Al.1986)
Peningkatan Biaya-Biaya Transaksi itu, ceteris paribus, dengan memperpanjang jarak, konsentrasi pasar, system yang kompleks, dan mengurangi hak-hak kepemilikan, dan itu TCS mengimbangi dengan hubungan kerjasama, perjanjian standar tentang penggunaan teknologi untuk kualitas dan kuantitas barang, dan spesifikasi penanaman investasi.
Ada hal-hal yang lebih penting dari sekedar biaya-biaya tersebut bagaimanapun, oleh karena antar berbagai variasi bentuk perusahaan, industri kecil mempekerjakan tenaga kerja atau keluarga sebagai alternatif pekerjaan untuk beraktivitas. Dan sampai saat ini, riset kelembagaan meliputi banyak hal atas dasar pemikiran untuk pengaturan yang sesuai kontrak dalam suatu cakupan luas tentang pasar hasil-hasil perkebunan dan pertanian telah menunjukkan bahwa ini tidak terkait dalam menentukan arah bagi teknik karakteristik panen, ke kondisi-kondisi tentang produksi pertanian atau hasil yang didapat ( Jaffee, 1990).

SISTEM KOMODITAS

Kerangka metodologis yang ketiga muncul dari pengenalan yang empiris tentang semakin besar kompleksitas dari lembaga pasar, dibanding produksi. Sedangkan SCP telah dikembangkan untuk satu lapisan transaksi, pasar di sini dipahami dalam perspektif vertical dengan format sistem, seperti berbagai macam dan tingkatan yang saling tergantung antara industri dan aktivitas dunia perdagangan, keputusan, perpindahan kepemilikan dan formasi harga.
Satu rangkaian kegiatan teknis membentuk sebuah kerangka sistem. Hal seperti itu seperti susunan system analisa, penyimpanan, transformasi, re-distribusi dan konsumsi, pencairan dalam berbagai bentuk oleh transportasi dan kredit. Tiga jenis analisa memperluas kerangka system tersebut, biaya-biaya dan margin pada setiap sektor, lokasi (tempat, volume dan kelengkapan) dan akhirnya, hubungan sosial di dunia perdagangan termasuk point utama dari kekuatan ekonomi ( Leplaideur 1992).

ORGANISASI DAN KERJA SAMA DALAM INDUSTRI KECIL DI INDIA

Standar nilai dari pendekatan kelembagaan lama ke baru ini adalah bahwa ada pemahaman yang simpang siur tentang identifikasi dari point utama kelembagaan. Anek ragam produk, Hak milik Dan Organisasi, Kondisi-Kondisi yang ada, Aktivitas, Informasi dan formasi harga dan indicator-indikator lainnya akan dibahas selanjutnya.

KEANEKA-RAGAMAN PRODUK

Beras merupakan komoditasyang tidak homogen. Di India Selatan, 20 variasi beras mempunyai harga sendiri dari masing-masing varietas. Harga cenderung sensitive meningkat bagi varietas yang berkualitas dengan kemungkinan bagi penggantian yang dipaksa dan terus meningkat secara menyeluruh, perubahan musim, lokasi. Pasar khusus beras menjadi sebuah corak tersendiri bagi ekonomi pasar.

HAK MILIK

Sistem pengendalian untuk menyempurnakan dan variable kapital yang meliputi suatu perusahaan perdagangan tradisional sangat kompleks. Format kelembagaan secara umum meliputi:
1. Yang menyangkut Ketenaga-kerjaan, pada suatu skala sempit atau pada suatu perusahaan keluarga. Perdagangan yang penuh kecurangan dapat dianalogikan sebagai produksi komoditas produksi yang timpang dan tidak ada satu format kapitalis untuk upah yang seimbang dan untuk kekurangan kapasitas tersebut berakibat pada perluasan reproduksi.
2. Perusahaan Pribadi, dengan kombinasi keluarga dan standar upah dengan standar pribadi atau kepemilikan perusahaan, dengan modal dari dalam negeri atau pun modal asing.
3. Kerjasama dilakukan tetapi kadang tanpa dengan persoalan upah tenaga kerja
4. Perdagangan dalam sebuah negara yaitu tentang kepemilikan yang bervariasi dari ketergantungan yang cukup kompleks pada negara dalam hal kepemilikn modal pada suatu perusahaan, kerja sama dalam penyediaan perusahaan terlepas dari negara..

KONDISI-KONDISI KOMPETITIF

Demikian juga, kondisi-kondisi persaingan dalam mendapatkan hasil produksi dan sistem perdagangan sangat bervariasi terutama dalam hal kepemilikan. Bhan masukan yang penting adalah tentang masalah sosial (kasta/suku bangsa dan jenis kelamin) dibanding masalah ekonomi, meskipun demikian pada masa mendatang diperlukan untuk menguasai informasi, keuangan dan aspek hubungan dalam perdagangan tradisional.

AKTIVITAS

Fungsi yang dilakukan oleh perusahaan dalam pen-eksistensi-an pasar tidaklah terbatas pada pembelian dan penjualan. Paling tidak, perusahaan perdagangan boleh membeli, menjual, sebagai perantara, membuka toko, pengangkutan dan proses, produksi , pembiayaan produksi dan biaya-biaya yang ada dalam perdagangan. Jenis kombinasi aktivitas tidak berhubungan erat dengan sistem pemasaran atau dengan kondisi-kondisi persaingan. Penilaian kinerja dikompromikan secara serius oleh pola pembandingan satu sama lainSama halnya seperti sebuah produk hasil perusahaan yang beredar di pasar.

FORMASI HARGA

Nilai kemungkinan dari formasi harga bukan pasar dalam pasar agrikultur harus dibolehkan. Gagasan tentang keputusan transaksi dengan sukarela diambil ( tanpa tergantung dengan kelengkapan informasi) adalah keliru. Jika keputusan adalah sukarela, tiap-tiap keputusan akan didahului oleh suatu keputusan untuk memutuskan. Kurang lebih spekulasi yang ada pada pasar tradisional merupakan sesuatu yang cukup penting dalam perdagangan yang lebih luas, misalnya produksi beras.

KONTRAK

Bentuk kerja sama pada umumnya berkaitan dengan perjanjian-perjanjian dimasa mendatang, penentuan, pengulangan atau membentuk hubungan dalam perpindahan internal. Mereka boleh mempengaruhi perpindahan mengenai hak-hak dari pengawasan yang tidak hanya terukur dengan uang tetapi juga terukur dengan keandalan, mutu, loyalas ( Jagganathan 1987). Asosiasi jaringan sosial dengan hubungan kerja sama merupakan mekanisme untuk memperkuat konsolidasi dalam pasar, untuk mencegah intervensi luar, juga untuk mengendalikan arus informasi dan untuk menjaga komitmen tenaga kerja.

PRESTASI/PENENTUAN KINERJA

Inovasi tentang pencapaian prestasi ada tiga hal, teknologi, organisasi dan keuangan. Belakangan ini melibatkan beberapa tingkatan kurang lebih yang berperan dalam dunia usaha, para perantara yang meminjamkan permodalan sampai pada saat panen tiba, sehingga pada akhirnya pembayaran kembali dengan cara pembelian hasil panen dengan harga yang rendah dengan dipotong sejumlah pinjaman modal yang diterima sebelum panen. Dalam kondisi seperti ini, pecapaian kinerja/prestasi dalam pasar sangat ditentukan oleh analisa peng-integrasian harga ( Palaskas dan Harris-White 1993) yang diberlakukan bagi tiga bahan pokok di Barat Bengal dan Tamil Nadu tidak efisien dalam jangka pendek..

LEMBAGA-LEMBAGA EKONOMI MAKRO: PASAR DAN NEGARA-LEMBAGA-LEMBAGA PENENTU KEBIJAKAN.

Suatu pasar agar mampu berfungsi secara efisien dan memiliki daya saing tinggi, harus distabilkan dengan cara :
1. Kepemilikan untuk pertukaran hak milik
2. Konvensi tentang lingkup perilaku ekonomi
3. Definisi tentang legitimasi proyek
4. Aturan main tentang formasi harga
5. Konvensi tentang kewajiban
6. Sanksi hukum untuk tindak kecurangan

KESIMPULAN

Kondisi riil pasar tradisional di India ternyata jauh berbeda dari contoh yang sempurna secara teoritis dan mengungkapkan banyak hal tentang ideology/budaya yang alami. Pasar untuk komoditas ditentukan benar oleh spesifikasi pasar itu sendiri, dan terpisah dari system ekonomi pasar. Pasar riil tidak mengurangi peran perusahaan dengan format organisasi yang sebanding dan secara kontroversial, dengan hasil yang sebanding pula..
Aktivitas perusahaan dalam pasar penuh ketidak-pastian. Pasar tidaklah ditujukan hanya bagi perdagangan, tetapi bagi perdagangan dan banyak lain aktivitas. Akumulasi dari perdagangan tidak bisa dibedakan dari akumulasi pada umumnya. Institusi berguna secara teoritis dan (dan untuk beberapa pendapat masih kontradiksi) dalam praktek terpisah dengan negara, masyarakat sipil dan pasar, perusahaan dan keluarga.
Suatu analisa empiris tentang pasar tardisional di Asia Selatan sangat berbeda jauh dengn teori , terutama sekali berkenaan dengan penjelasan keanekaragaman dan kompleksitas yang ada dalam lingkungannya, hubungan antar pasar dan pertukaran bukan pasar dan lain macam distribusi dan penjelasan tentang penentuan dan perubahan.
Masing-Masing pendekatan meninjau dengan perkecualian yang mungkin melalui pendekatan sistem, telah diilhami secara langsung oleh pertanyaan teoritis dan tidak bisa terlepas dari konsep/teori yang ada . SCP mempunyai kaitan dengan kesejahteraan dan dampak efisiensi struktur pasar, TCE dengan peran institusi dalam meminimalisir biaya-biaya transaksi, politik ekonomi dengan aturan main dalam pasar pada perubahan bentuk produksi dan dengan begitu ada penentuan tentang struktur dan perilaku.
Metode analisis empiris yang berwawasan luas menggunakan kerangka SCP yang horisontal di samping kerangka sistem yang vertikal, sensitifitas biaya-biaya transaksi dan analisa ekonomi dan pembedaan jenis kelamin di dalam sistem pemasaran merupakan kebenaran dari semua isu teoritis ini dan hubungan empirisme yang bervariasi antara kerangka sistem dan pasar yang riil memberikan mereka fasilitas tersebut.
Jadi sudah ada titik terang bahwa semua peng-klasifikasian ini merupakan cara pandang dan langkah pertama dalam dunia usaha yang lebih nyata untuk pengembangan teori perubahan kelembagaan, tentang teori interaksi kelembagaan dan riset empiris mereka mungkin telah dievaluasi. Kerangka metodologis ini semua membawa implikasi yang sama untuk skala dan tipe empiris. Mereka memerlukan penelitian dengan cermat dan teliti di semua tingkatan perusahaan dan lokasi. Tidak ada jalan pintas.

0 komentar:

Post a Comment

 

Statistik Pengunjung