Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Monday, November 16, 2009

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN MAHASISWA DAN HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA (PTK SEM

Monday, November 16, 2009
Oleh:
Zaim Mukaffi, SE., M.Si



A. LATAR BELAKANG
Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, dosen, materi, pola interaksi, media pembelajaran, teknologi, dan situasi belajar. Sedangkan faktor internal adalah berbagai kemampuan dasar yang ada dalam diri mahasiswa sebagai pembelajar. Kemampuan dasar ini antara lain meliputi: kemampuan berpikir verbal, kemampuan bekerja dengan bilangan, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan berpikir logis, kemampuan belajar mandiri, kemampuan bahasa Inggris, motivasi, dan kesenjangan belajar (Sudargo:2008).
Bajat akademik atau kemampuan dasar ini sangat diperlukan oleh mahasiswa sebagai pembelajar, yang merupakan salah satu faktor untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Kemampuan dasar yang rendah ditandai oleh sulitnya mahasiswa memahami buku teks, sulit memahami tugas-tugas, dan tidak menguasai strategi belajar. Banyak mahasiswa yang tidak kritis dan tidak kreatif dalam memecahkan masalah, sehingga muncul keraguan tentang kesiapan mereka dalam menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi

Persoalan tersebut tidak hanya terjadi di satu atau dua kampus saja tetapi hampir terjadi di seluruh kampus di Indonesia. Termasuk di UIN Maliki Malang. Hal ini secara sederhana dapat di buktikan dengan melihat aktifitas di kelas.
Maka dari itu, berbagai upaya dilakukan oleh segenap stakeholders Universitas untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bagaimana menggunakan metode / cara dan strategi yang tepat untuk menjawab persoalan tersebut. Atas dasar itu penulis ingin meneliti tentang tindak kelas pada mata kuliah Perekonomian indonesia.
Mata kuliah Perekonomian Indonesia merupakan mata kuliah yang unik. Dikatakan unik karena mata kuliah ini perlu sensitifitas pelaku untuk memahaminya. Berbeda dengan Mata kuliah ekonomi yang lain, seperti ekonomi makro, mikro atau yang lain. Sebab mata kuliah Perekonomian Indonesia dilihat dari aspek pembahasan / kajiannya masih umum, artinya menyangkut persoalan ekonomi secara nasiaonal dan sagala sektor atau bidang. Mata kuliah ini mempunyai dua aspek sasaran yang ingin dicapai yaitu pengetahuan tentang cara – cara mengidentifikasi dan menyelesaikan atau menganalisis persoalan ekonomi yang dihadapi atau tengah terjadi di Indonesia.
Mata kuliah Perekonomian Indonesia berisikan tentang filosofi, konseptual dan operasional dan pengembangan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu pada mata kuliah Perekonomian Indonesia lebih menekankan pada aspek kognitif analitik. Pengetahuan melalui membaca buku literatur, diskusi, seminar-seminar dan lain-lain, diperlukan sebagai dasar dalam memahami Mata kuliah ini.
Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Perekonomian Indonesia belum menunjukkkan hasil yang memuaskan terutama dalam masalah aktifitas kelas dan kemampuan menjawab soal atau quis. Hal ini tampak dari hasil yang diberikan mahasiswa setelah diberikan soal-soal quis maupun ketika berdiskusi kelompok. Pada umumnya mereka mengalami kesulitan, sehingga dalam menangani dan memperbaiki kemampuan mahasiswa belum memuaskan. Kondisi semacam ini jika dianalisis banyak faktor penyebabnya diantaranya adalah kurang belajar, tidak memiliki buku literatur, dan enggan untuk pergi ke perpustakaan dan lain-lain..
Menyadari banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya kekurang berhasilan, maka dalam pembelajaran mata kuliah Perekonomian Indonesia perlu dikaji faktor utama yang memungkinkan sebagai penyebab kesulitan yang dihadapi mahasiswa. Melalui pengkajian dapat ditemukan dan sekaligus ditentuakn langkah – langkah untuk memperbaikinya. Berbagai upaya telah dilakukan dalam memperbaiki sistem perkuliahan antara lain dengan memanfaatkan fasilitas LCD semaksimal mungkin untuk Visualisasi perubahan penyampaian materi perkuliahan, penambahan waktu belajar. Beberapa usaha telah dilakukan, tetapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan, terutama keaktifan di kelas. Atas dasar kenyataan yang demikian, maka perlu dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi –inovasi baik dalam metode penyampaian maupun penggunaan fasilitas pengajaran serta pemanfaatan multi media untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menangani permasalahan keaktifan di kelas.
Peningkatan kualitas mahasiswa dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan dalam bidang pengetahuan dan bidang keterampilan. Peningkatan dalam bidang pengetahuan dapat dilakukan dengan mengkaji berbagai literature, memperhatikan perkuliahan dosen di kelas dan sebagainya. Peningkatan dalam bidang keterampilan perlua adanya praktek dalam penanganan dan pembentukan bicara pada subyek yang sesungguhnya yaitu Mahasiswa pasif. Kemampuan dalam bidang keterampilan perlu dilakukan secara kelompok oleh mahasiswa dengan praktek di kelas. Penguasaan pengetahuan secara teoritis diperlukan sebagai media untuk menguasai keterampilan secara praktis. Satu kelemahan yang sering terjadi khususnya mahasiswa adalah penguasaan pada bidang keterampilan atau pada aplikasi di kelas. Penggunaan metode Jigsaw dalam praktek pembentukan keaktifan mahasiswa semester V Fakultas Ekonomi UIN Maliki perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan kemampuan mahasiswa terhadap mata kuliah perekonomian indonesia.

B. MASALAH PENELITIAN
Permasalahan yang terjadi pada mata kuliah Perekonomian Indonesia yaitu waktu perkuliahan yang hanya 2 SKS. Untuk mengatasi permasalahan diatas dilakukan praktek pembelajaran melalui kuis / tugas-tugas terstruktur dan diskusi kepada mahasiswa. Dengan demikian waktu pertemuan dalam pengajaran yang cukup terbatas, bisa dimaksimalkan sebaik mungkin. Untuk itu perlu dilakukan inovasi – inovasi dalam perkuliahan, sehingga kemampuan mahasiswa dalam menjawab dan diskusi di kelas dapat meningkat. Inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu memanfaatkan fasilitas yang dimiliki jurusan dan teknologi multi media semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan kesulitan mahasiswa dalam berdiskusi dapat teratasi seefektif dan efisien mungkin.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah menemukan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembentukan mahasiswa yang aktif di kelas.
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian dari pengertian belajar, model pembelajaran, prinsip – prinsip belajar dan individu sebagai peserta didik maka kegiatan pembelajaran diperlukan adanya keterpaduan diantara komponen dalam belajar. Keterpadauan ini berlaku disemua jenjang pendidikan termasuk di perguruan tinggi. Penggunaan metode yang inovatif dalam pengajaran sangat membantu peserta didik dalam menjelaskan hal – hal abstrak menjadi jelas dan sederhana serta lebih efisien dalam waktu. Metode jigsaw dapat dipergunakan untuk menganalisis kegiatan praktek yang dilakukan oleh masing – masing mahasiswa. Dengan metode jigsaw ini dapat dilakukan analisis pada proses pembelajaran yang kemudian dapat dilakukan berbagai analisis dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dalam kelas dan menganalisis segi kelebihan dan atau kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam pembelajaran, dapat diketahui mana mahasiswa yang belum aktif.
Berdasarkan uraian diatas maka diajukan hipotesis tindakan yaitu strategi pembelajaran dengan metode jigsaw dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam meningkatkan keaktifan berdiskusi mahasiswa di kelas pada mata kuliah Perekonomian Indonesia.

E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini yang ingin dicapai adalah
1. bagi mahasiswa
a. Untuk meingkatkan prestasi belajar pada mata kuliah Perekonomian Indonesia.
b. Meningkatkan proses belajar mahasiswa FE UIN Maliki
2. bagi dosen
a. Dapat berinovasi dalam mengajar Mata kuliah Perekonomian Indonesia
b. Dapat berkreasi untuk memperbaiki pengajaran mata kuliah Perekonomian Indonesia
3. Bagi lembaga
a. meningkatkan kualitas pembelajaran Mata kuliah Perekonomian Indonesia yang ditunjukkan dengan hasil belajar dan uji kompetensi.
b. meningkatkan standar kriteria ketuntasan minimal pada mata kuliah perekonomian Indonesia semester V FE UIN Maliki.
c. Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa

F. KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Pembelajaran
Belajar adalah kegiatan para mahasiswa, baik dengan bimbingan dosen atau dengan usaha sendiri. Pendidik berusaha membantu agar mahasiswa belajar lebih terarah, cepat, lancar, dan berhasil baik. Atau istilah lain dengan membelajarkan mahasiswa. Pembelajaran agar berhasil perlu dilaksanakan sistematis, secara bulat dengan mempertimbangkan segala aspek.
Sebelum mengenal pembelajaran secara khusus perlu mengenal pembelajaran secara umum. Pembelajaran di dalam kelas baik secara klasikal atau individual dibutuhkan adanya model pembelajaran. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu pengertian model secara umum. Model dalam kehidupan sehari – hari merupakan suatu pola yang di contoh, baik dalam bentuk fisik suatu hasil kerja atu suatu pola tertentu menghasilkan perilaku belajar yang baik. Model pembelajaran merupakan penyederhanaan dari hubungan berbagai komponen yang ada dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Komponen – komponen pembelajaran meliputi : metode belajar, sarana dan prasarana, dosen, mahasiswa, kurikulum, alat evaluasi, dan sebagainya. Menurut Zamroni, (1988:79), mengatakan model merupakan inti dari teori dalam bentuk sederhana , sehingga mudah dibaca dan dipahami.
Dalam konteks pembaharuan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektifitas metode pembelajaran (Nurhadi dan Senduk, 2003 : 1).
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara pesrta didik dengan guru sebagai pengajar, proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan paedagogi yang mencakup strategi maupun metode mengajar.
Keberhasilan belajar peserta didik yang dicapai dapat diukur melalui penilaian hasil belajar. Salah satu metode mengajar yaitu : “Belajar Kooperatif (cooperive learning) yang memerlukan pendekatan pengajaran melalui- penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar” (Nurhadi dan Senduk, 2003 : 20).

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya mahasiswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional mahasiswa didalam proses belajar. Keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu dosen yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu mahasiswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan dosen, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar mahasiswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah kooperatif tipe jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson. dkk di Universitas Texas. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa / mahasiswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain .
Keunggulan kooperatif tipe jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. mahasiswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal mahasiswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar belakang mahasiswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Disini, peran dosen adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakuakn diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap mahasiswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para mahasiswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan
Bagaimana caranya?
1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.
2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang mahasiswa ketahui me¬ngenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksud¬kan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap meng¬hadapi bahan pelajaran yang baru.
3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada mahasiswa yang per¬tama, sedangkan mahasiswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
5. Kemudian mahasiswa disuruh membaca / mengerjakan bagian mereka masing-masing.
6. Setelah selesai, mahasiswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca / dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, mahasiswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar mem¬bagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-¬masing mahasiswa. mahasiswa membaca bagian tersebut.
8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1991:251), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa / mahasiswa dan dari sisi guru / dosen. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Hamalik (2006; 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai
3. Ranah Psikomotorik
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
1. Ketrampilan dan kebiasaan
2. Pengetahuan dan pengertian
3. Sikap dan Cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

G. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Semester V Pada Mata Kuliah Perekonomian Indonesia sebanyak 100 mahasiswa dimana terbagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu kelas A sebanyak 25 Mahasiswa, Kelas B sebanyak 40 mahasiswa dan Kelas C sebanyak 35 mahasiswa dengan pendekatan “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw”.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menggunakan tiga siklus, namun, jika ada siklus 1 telah mencapai 90 % telah mencapai nilai 70, maka pelaksanaan siklus selanjutnya dihentikan.
Tahapan siklus meliputi :
Tahap perencanaan, antara lain :
•Masalah yang dihadapi adalah kurang aktif dan minimnya hasil belajar siswa dalam mata kuliah Perekonomian Indonesia
• Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Semester V Pada Mata Kuliah Perekonomian Indonesia •Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Adapun kriteria yang diterapkan penelitian adalah :
1. 90 % mahasiswa mencapai nilai tuntas minimal 70
2. 90 % mahasiswa aktif dalam proses pembelajaran
3. 10 % mahasiswa tidak tuntas dengan nilai kurang dari 70
Metode yang akan dilakukan antara lain :
1. Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw)
2. Reading Guide (Panduan Membaca)
3. Team Quiz (Quis Kelompok)
Namun peneliti (saya) lebih memfokuskan pada metode Jigsaw Learning.
Tahap pelaksanaan
Pada tahapan ini guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario atau RPP yang telah direncanakan sebelumnya.
Tahap observasi
Pada tahapan ini Dosen melakukan eksperimen dan evaluasi pada masing-masing kelompok dalam proses pembelajaran tersebut. Dosen mencatat semua hasil kegiatan pembelajaran.
Tahap refleksi
Pada tahap ini mencakup analisis nilai dan penyimpulan terhadap hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru.



H. JADWAL PENELITIAN
NO
KETERANGAN
MINGGU
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyusunan Proposal X
2 Analisis Pokok Bahasan dan Media X
3 Pendesainan media pembelajaran X
4 Pelaksanaan PBM dengan model jigsaw X X X X X
5 Evaluasi Hasil Belajar Siswa X
6 Evaluasi Proses Pembelajaran X
7 Analisis hasil evaluasi X
8 Seminar hasil penelitian X
9 Penyusunan Laporan X

I. PERSONALIA PENELITIAN
No. Keterangan Nama
1 Ketua Peneliti : Zaim Mukaffi, SE., M.Si
Golongan/NIP : IIIb/197911242009011007
Fakultas/Jurusan : Ekonomi / Manajemen
Perguruan tinggi : UIN Maliki Malang
Bidang Keahlian : Ilmu Ekonomi

2 Anggota 3 Mahasiswa : Ketua Kelas A / B / C
Semester : V
Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen
Perguruan tinggi : UIN Maliki Malang





J. ANGGARAN BIAYA
No. Keperluan Dana Keterangan Jumlah
1 Honor Pelaksana
Ketua Peneliti : 8 Minggu x 30.000 240.000
Anggota 3 Orang : 8 Minggu x 20.000 x 3 480.000

2 Lain-lain : - 280.000
Jumlah Total 1.000.000


Daftar Pustaka

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 250-251

Dosanta yasa, ipotes.wordpress.com/.../pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw

Hobri. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jember: DIKNAS

Khusnuridlo, M. 2008. Petunjuk Praktis Penyusunan Usulan/Proposal PTK. Jember: STAIN

Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Qawa’id di SMAN I Turen Rohmi Dewi Maslukha karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-arab/article

Sudargo, Fransisca T, 2008 Peranan Bakat Akademik Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Kelas Besar educare.e-fkipunla.net/index.php?option=com

Zaini, Hsyam dan Bermawy Munthe. 2005. Strategi Pembelajaran Aktif. Yokyakarta: IAIN Sunan Kalijaga

0 komentar:

Post a Comment

 

Statistik Pengunjung